Semujer.com – Ketua DPR RI Puan Maharani berkunjung ke Itaewon, Korea Selatan pada Kamis (10/11/2022) bersama sang ibu, Megawati Soekarnoputri. Puan dan Megawati memberi penghormatan dengan meletakkan bunga dan memanjatkan doa kepada para korban tragedi yang terjadi di Itaewon pada Oktober lalu.
Namun, banyak masyarakat Indonesia yang menyayangkan aksi Puan Maharani dan Megawati. Padahal, dalam waktu yang sama kini masyarakat Indonesia sedang memperingati 40 hari Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 155 korban jiwa.
Aksi Puan Maharani juga membuat akun Twitter @thepanturas juga turut berkomentar. Melalui cuitannya, band surf rock asal Jatinangor tersebut menyindir mantan Menko PMK ini.
“40 hari tragedi Kanjuruhan, Ketua DPR yang seharusnya berbicara paling lantang mewakili rakyat malah ke Itaewon,” tulis akun @thepanturas.
Dalam cuitan lainnya, The Panturas juga mengajak Puan Maharani untuk ikut tabur bunga di Stadion Kanjuruhan, Malang.
“Bu Puan, besok 40 hari Kanjuruhan, kita tabur bunga aja ke Malang yuk. Kita seharian di Malang, ikut berdoa di stadion terus abis makan siang ketemu Kapolda buat follow up kasusnya sudah sampai mana. Malamnya kita ngobrol sama supporter bu. Ini bisa sedikit perbaiki citra Ibu,” tambah akun @thepanturas.
Lantas siapa The Panturas sebenarnya? Simak ulasannya berikut ini.
![The Panturas [Soundstream]](https://semujer.com/wp-content/uploads/2022/11/91060-the-panturas.jpg)
The Panturas merupakan band yang beraliran surf rock yang dibentuk pada 2015 di Jatinangor, Jawa Barat. Personel The Panturas ini antara lain Abyan Nabilio (vokal dan gitar), Surya Fikri (drum), Bagus Patria (bass) dan Rizal Taufik (gitar).
Awal mula terbentuknya band surf rock ini hanya memiliki tiga orang personel yaitu Kuya, Ijal dan Cecep. Namun, Cecep memutuskan untuk keluar dari band tersebut.
Lalu masuklah Abyan dan Gogon hingga menjadi personel tetap The Panturas. Sebagai informasi, The Panturas merupakan nama yang dibentuk memparodikan grup musik surf rock yaitu The Ventures.
Hingga kini The Panturas telah merilis dua album yang bertajuk Mabuk Laut (2018) dan Ombak Banyu Asmara (2021).
Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat
Sumber: www.suara.com
